Senin, 11 Februari 2008

DAUN RENDEH PASANGAN MIRAH DELIMA

Daun Rendeh, pasangan Merah Delima
Daun Rendeh dipercaya sebagai daun gaib yang bisa menyedot uang sampai milyaran. Namun, daun ini baru berfungsi bila disatukan dengan batu Merah Delima. Kabarnya, Bung Karno pernah berburu daun yang dipercaya sebagai tusuk kondenya Nyi Roro Kidul atau air liurnya harimau Prabu Siliwiangi. Konon, perburuan itu belum membawa hasil.
Khasiat daun Rendeh dipercaya lebih besar dibandingkan dengan batu Merah Delima. Bila Merah Delima hanya bisa menyedot uang yang nilainya jutaan, daun Rendeh dipercaya bisa menyedot sampai milyaran. Tetapi, perburuan daun Rendeh mengandung risiko yang sangat besar. Dikabarkan Bung Karno tidak berhasil pula dalam usahanya untuk mendapatkan daun gaib ini.
Menurut kabar yang beredar, daun Rendeh berada di Batu Tulis, Gunung Kujang, tepatnya di desa Patrol, kecamatan Jalan Cagak, kabupaten Subang, Jawa Barat. Ingat, daun Rendeh yang bermanfaat adalah daun yang berwarna merah. Selain berguna untuk menyedot uang, daun ini bermanfaat pula untuk melanggengkan atau menaikkan karir seseorang.
Menurut juru kunci Batu Tulis, sudah ada empat rombongan yang berikhtiar untuk mendapatkan daun ini. Padahal, warga sekitar tak ada yang berani mendatangi Batu Tulis untuk mencari daun Rendeh. Kabarnya, tempat ini sangat angker dan ditunggui oleh beberapa demit, seperti setan gundul. Kalau pun di tempat ini berhasil mendapatkan daun Rendeh, penunggu Batu Tulis akan mengganggu dan selalu berusaha untuk mendapatkan kembali daun yang diambil orang.
Tempat ritual untuk mencari daun Rendeh terdiri dari batu yang sangat besar, kira-kira 10 meter persegi dengan ketinggian 90 derajat. Tingginya sekitar 10 meter. Untuk naik ke atasnya harus berhati-hati karena sangat berbahaya. Kesan angker terlihat jelas. Pasalnya, batu tersebut dikelilingi oleh pohon-pohon besar yang sangat menakutkan.
Sebelum ritual dimulai, sebaiknya meminta izin terlebih dahulu kepada penunggu batu tersebut agar tidak diganggu. Ritual akan dipandu oleh juru kunci yang bisa memanggil para penjaga batu tersebut. Syarat yang diminta oleh penunggu Batu Tulis bermacam-macam. Untuk mengetahui syarat itu, penjaga batu akan masuk ke raga juru kunci lalu dalam keadaan kesurupan juru kunci mengucapkan segala persyaratan yang diinginkan.
Uniknya, persyaratan tersebut bermacam-macam. Ada saja persyaratan baru yang diminta oleh penunggu Batu Tulis. Bila dipaksa, maka penunggu itu pun marah dan bisa-bisa menempeleng hingga pingsan. Agaknya, penunggu Batu Tulis memang enggan kehilangan daun gaib. [hrm]
Mustika Merah Delima atau MD, orang yang membicarakanpun belum tentu pernah melihat barangnya, banyak dicari orang, bahkan orang bersedia membayar mahal untuk mendapatkannya. Baru-baru ini, Webmaster pernah bertemu dengan orang yang berani membayar MD ini sampai 7,5 milyar rupiah. Bukan main ! Ciri-ciri dari MD adalah sebagai berikut :Yang utama dan paling penting adalah ketika dicelupkan kedalam air bening, maka airnya akan berubah warna menjadi kemerahan sesuai dengan warna MD tsb. Dan MD-nyapun seolah "menghilang" didalam air tsb. Ini diyakini karena MD memiliki bias sempurna dalam memantulkan cahaya. Bahkan, bila ditaruh diatas selembar kertas putih-pun, maka biasnya akan mempengaruhi warna kertas tadi. Atau bila airnya digelas dan dijejerkan, maka warnanya akan menyambar kegelas yang ada disebelahnya dan seterusnya, malah ada yang sampai 100 lebih gelas. Anehnya ketika MD-nya dikeluarkan dari air, maka warna airpun akan kembali seperti semula. Ciri lain yang selalu menjadi bahan pengetesan adalah dalam hal kekebalan. Diyakini MD yang asli akan membuat pemegangnya menjadi kebal. Tidak akan mengalami perlukaan yang diakibatkan oleh apapun. Seperti dicukur, disayat dengan senjata tajam, ditembak, terserempet, atau bahkan sekedar terjatuh dihamparan duri. MD juga diyakini mampu meningkatkan kewibawaan pemegangnya, disamping memberikan keberuntungan yang tidak terduga. Khasiat MD yang demikian ini tentu saja membuat "ngiler" orang berduit untuk memilikinya. Disamping mereka mendapatkan manfaat, juga MD dianggap investasi yang menguntungkan dan bisa menambah gengsi. Yang menjadi pertanyaan apakah MD itu benar-benar ada ? Untuk menjawab pertanyaan diatas, sebetulnya pencarian MD ini telah dilakukan oleh Webmaster sejak tahun 1985. Ketika itu didaerah Cibadak, Sukabumi, ada seorang Ajengan yang memiliki MD tersebut. Saking penasarannya, maka Webmasterpun mendatangi beliau. Setelah dibujuk-bujuk akhirnya beliau bersedia untuk memperlihatkan MD-nya. Bentuknya bulat seperti gundu, dan berdiameter ½ centimeter. Kemudian dilakukan pengetesan, ternyata memang benar seperti ciri yang diatas tsb. Warna air seiring dengan dicelupnya MD berubah semu-kemerahan seperti sirup Marjan. Kemudian entah kenapa tiba-tiba sang Ajengan berkata, "Bawalah pulang mustika itu, kalau memang jodoh, kau boleh memilikinya." Dengan bersenang hati, webmaster kembali ke Jakarta, malangnya ketika sampai dan bungkusan yang berisi mustika itu dibuka, ternyata isinya sudah kosong tidak ada. Penasaran, malam itu juga Webmaster (WM) kembali ke Sukabumi, untuk menanyakan masalah ini. Sesampainya disana, WM disambut dengan senyum lebar oleh sang Ajengan, "Mungkin bukan jodoh anak," katanya. Sambil kemudian mengkuliahi mengenai masalah sirik. Akhirnya malam itu juga WM mohon untuk dapat menjadi santri dipesantrennya. Selang 2 minggu berjalan, akhirnya sang Ajengan memanggil WM keruangan khusus dimana beliau biasa bermunajat ke Sang Kholik. Beliau kemudian menceritakan mengenai hikayat / legenda mengenai Mustika Merah Delima ini (akan diceritakan pada tulisan tersendiri). Sampai akhirnya pada bagian yang paling WM tunggu yaitu mengenai MD itu sendiri. "Sesungguhnya, MD didunia ini, yang berasal dari biji buah Mirah Delima itu tidak ada lagi, yang ada hanya tiruan belaka yang meniru ciri-ciri MD pada legenda tsb. Seperti yang namanya tiruan tentunya hanyalah hasil rekayasa belaka. Entah itu rekayasa manusia ataupun bangsa Jin." "Untuk manfaat perlindungan diri (*kekebalan-red), menggunakan dua metode. Yang pertama dengan memanfaatkan dari mukjizat do'a yang telah di Asma'kan (*dimasukkan-red) kebendanya, ini murni berdasar dari keridhoan Allah sehingga yang ini tidak bisa didemonstrasikan; atau dengan bantuan bangsa Jin yang memiliki kesaktian perlindungan, yang ini biasanya yang sering dipakai untuk demo-demo."*Mengenai artikel kekebalan silahkan lihat tulisan "Wawancara dengan Webmaster". "Sedang mengenai warna yang bisa menyebar kedalam air, adalah dengan tiga metode. Pertama, memang batunya menggunakan batu Merah Siam Tua (Siam Biang-Red; biasanya ada ditengah/core dari batu merah siam), yang dipotong seperti berlian, sehingga biasnya lebih sempurna. Tetapi yang ini merahnya murni bias-an dari batu tersebut, jadi terkesan kurang kuat. Oleh sebagian orang yang ini dianggap 'Asli'. Kemudian metode kedua dan ketiga sama dengan diatas. Metode kedua, dilakukan pengisian dengan berjemaah, dengan tujuan membangkitan kekuatan khodam yang ada dibatu tsb., agar biasnya makin kuat. (kemudian beliau menjelaskan seluruh ciptaan Allah yang ada didunia sesungguhnya memiliki khodam, yang bila berhasil dibangkitkan maka akan memberikan nilai tambah-akan dibuat tulisan tersendiri juga). Yang ini merahnya sudah jelas, tetapi untuk mengeluarkan warna merah perlu dilakukan dulu do'a-do'a pembangkitan/kunci. Sehingga terkesan tidak instan. Sedang yang ketiga, dengan bantuan Jin, mengeluarkan warna merah kuat, tetapi efek merahnya tidak hanya diair tempat celupan MD tsb. Tetapi menyebar ke batas daerah kekuatan/kesaktian Jin tsb. Bisa saja ketika mencoba dirumah, maka air dikamar mandi juga berubah." "MD yang biasa diperdagangkan adalah MD yang menggunakan kombinasi antara kekuatan Jin dan faktor alamiah dari batunya. Tetapi karena sulitnya mencari batu biang dari Merah Siam; itu dibongkahan sekitar 1 ½ meter hanya ada lk. 3 cm saja biangnya, akhirnya untuk mengeluarkan warna merah mulai menggunakan tipudaya teknologi. Seperti menggunakan storlak, pigmen pewarna, bahkan pospor. Yang lebih canggih lagi adalah menempatkannya bukan dibatunya tetapi diikatannya atau 'sudah jadi tinggal pakai' istilahnya." Beliau menjelaskan panjang lebar, mengenai trik-trik penipuan MD yang dilakukan oleh paranormal-paranormal nakal yang memiliki ilmu-ilmu gaib, khususnya ilmu yang memungkinkan berkomunikasi dengan bangsa Jin.
Dari :
Para Pejabat dan Pengusaha
Memburu Merah Delima untuk Melindungi Diri
Oleh Wartawan ”Pembaruan” Pramadi Titarahardja
Banyak kalangan masyarakat berduit, seperti pejabat dan pengusaha, mencari perlindungan diri menghadapi keadaan yang serba tak aman, seperti belakangan ini. Mereka melirik senjata api, umumnya pistol berbagai jenis. Tetapi ada pula yang hanya melindungi diri dengan pistol gas dan pistol bermuatan listrik. Meskipun harganya mahal, pistol laris bagai pisang goreng.
Tetapi, pistol saja ternyata tidak cukup untuk mengamankan diri mereka. Alternatif lain pun dicari. Pilihan jatuh kepada benda-benda pusaka (keramat) yang dipercayai bisa lebih membentengi dirinya.
Kini, benda-benda seperti itu menjadi buruan. Baik secara terang-terangan maupun melalui mediator (perantara/calo).
Beberapa macam benda pusaka yang dicari itu antara lain rantai babi/rantai bumi (RB), keong buntet (KB), dan besi kuning (BK).
Tetapi salah satu benda pusaka yang dianggap super ampuh dan bergengsi adalah batu Merah Delima (MD). Orang percaya dengan menyimpan MD dalam saku atau dompet mereka kebal terhadap benda apa pun. MD tidak dijadikan mata cincin karena ukurannya terlalu kecil.
MD ini sangat langka. Banyak orang hanya pernah mendengar namanya, tetapi sedikit sekali yang beruntung bisa melihatnya. Bahkan, mediator pun sebagian besar belum pernah melihatnya. MD benar-benar seperti legenda.
Batu ini persis seperti biji buah delima atau sedikit lebih besar daripada biji kacang hijau. Warnanya merah transparan. Di dalamnya terlihat seperti ada kristal yang bersinar. MD umumnya tersimpan di dalam wadah (tempat). Seperti guci kecil sebesar ibu jari dan logam sebesar telur bebek. Tetapi, ada juga yang tanpa wadah.
Ada dua jenis MD yang dikenal selama ini. Pertama, yang tunggal dan kedua, yang berpasangan. MD yang berpasangan, salah satu bentuknya bisa seperti biji jeruk Garut, namun ukurannya tetap sekecil butir kacang hijau. Keduanya mempunyai keampuhan yang sama. Bedanya hanya sedikit, yakni yang berpasangan (suami-istri) biasanya tidak pernah ”lari” (hilang).
Soal keampuhan MD juga ada dua macam. Pertama, yang hanya anti-tembak (kebal peluru). Sedangkan jenis kedua adalah anticukur. Jenis kedua inilah super ampuh, karena selain anticukur, juga kebal terhadap senjata tajam, antitembak dan kebal terhadap pukulan.
Selain ampuh, MD juga diyakini pencintanya dapat menambah kepercayaan diri, kewibawaan dan disegani kawan maupun lawan. Tidaklah heran, jika yang mencarinya hanya pengusaha kaya. Bahkan kalangan penguasa pun turut berburu MD. Kabarnya belakangan ada pejabat di negeri ini yang tak ragu-ragu mengeluarkan uang miliaran rupiah untuk mendapatkan MD. Sebab, ”mas kawin” (istilah halus jual beli benda-benda pusaka) sebuah MD konon sangat mahal, berkisar antara Rp 5 miliar sampai Rp 15 miliar.
Bertaruh Nyawa
Dari mana asalnya MD itu? Tentu saja dari buah tanaman delima merah. Menurut salah seorang tua yang bernama Mbah Adhi, asal Jakarta, ciri buah delima yang ada MD-nya adalah bila buah itu tidak pernah bonyok (busuk). Pada malam hari keluar cahaya merah dari buah itu.
Mbah Adhi bercerita, dia pernah dipanggil kawannya yang punya pohon delima, di Jakarta Timur. Setelah buah delima dibelah, ternyata isinya memang MD. Namun sayangnya, MD itu bukan yang berwarna merah, melainkan berwana putih atau biasa disebut Mustika Delima (MD Putih). Soal keampuhan, MDP jauh di bawah Merah Delima.
Selain dari pohon delima, MD juga bisa didapatkan dari tempat keramat. Tetapi, untuk mengetahui lokasi itu sangat sulit, karena MD selalu berpindah tempat. Tetapi, umumnya MD berada di pinggir kali besar, gunung, telaga, laut selatan dan makam zaman dulu.
Ada berbagai cara dipergunakan orang untuk mengambil MD di tempat keramat. Jika lokasi MD itu sudah diketahui, ada yang bisa diambil setelah berpuasa sekian puluh hari, ditambah sesajen.
Jenis sesajen biasanya ayam bekakak (ayam dipanggang lengkap dengan kepalanya), telor ayam kampung, buah tujuh macam, kembang (tujuh macam), kelapa hijau muda, air teh, air putih, dan kopi.
Selain itu, minyak wangi asal Arab (Irak/Yaman) yang harganya bisa ratusan juta rupiah. Kemudian, tentu saja ditambah doa dan amalan.
Kapan MD bisa diambil juga tak sembarangan. Biasanya dicari hari yang cocok. Meski hari sudah cocok dan sesajen dipersembahkan, banyak juga yang mengalami kegagalan. Bahkan, ada yang meninggal dunia. Ini terjadi, karena makhluk gaib penjaga MD melakukan perlawanan, sedangkan kemampuan si pengambil MD belum memadai.
Sebaliknya, bagi sedikit orang yang berilmu tinggi, pengambilan MD tidak perlu syarat. Setelah mengetahui lokasi MD, barang itu langsung ”dikunci” dengan ilmunya, sehingga tidak akan lari lagi. Kemudian pada hari yang cocok baru MD itu diambil.
Cara seperti itu pernah dilakukan seorang tokoh spiritual muda berilmu tinggi asal Jawa Timur yang tidak mau disebutkan namanya. Pembaruan sempat diajak mengambil MD. Usai sholat Isya, Pembaruan dibawa sang pakar ke lereng Gunung Lawu, di Telaga Sarangan (Jatim). Saat itu, habis hujan dan suhu udara dingin. Cuaca amat gelap, segelap air telaga tanpa cahaya bintang dari langit di lokasi yang dinaungi pohon-pohon besar dan lebat.
Sang pakar berkomat-kamit membaca doa. Hanya dua menit, lalu dia menarik napas. Setelah itu, sepasang MD (suami-istri) tanpa wadah tergeletak di tepi telaga.
Tampaknya memang mudah. Tetapi, menurut dia, tidak semudah yang dilihat. Semua memerlukan kesabaran, pemahaman terhadap situasi lokasi dan kondisi fisik si pengambil. Jika terlalu bernafsu dan ceroboh, nyawa bisa melayang.
Sebulan sebelumnya, sang pakar sebenarnya sudah mencoba mengambil MD itu. Tetapi setiba di lokasi, dia disambut hujan lebat, angin topan dan gelombang besar di telaga. Dia mengurungkan niatnya dan mencari hari lain yang cocok. Ternyata kemudian dia berhasil.
Di tempat yang sama juga pernah ada beberapa pakar yang berusaha mengambil MD itu, tetapi karena ceroboh mereka meninggal dunia.

Peminat Luar Negeri

Meningkatnya perburuan terhadap MD membuat orang-orang tertentu memalsukannya. Mereka membuat MD imitasi dari batu merah Siam atau batu cincin berwarna merah. Kemudian ”diisi”. Tentu saja MD palsu ini tidak ampuh.
Karena sulitnya mencari MD, membuat mediator menempuh berbagai macam cara. Ada yang meminta perjanjian di atas meterai sebagai jaminan MD yang dia dapatkan akan dibeli. Mediator itu adalah wakil pembeli yang umumnya pejabat dan pengusaha, baik di dalam maupun luar negeri, seperti dari Singapura, Malaysia, Brunei, Taiwan, dan Irak. ”Mas kawin”-nya juga sangat menggiurkan, sampai jutaan dolar AS.
Taktik seperti itu ternyata membuat pemilik MD ke luar dari sarangnya. Beberapa pemilik MD, terutama dari daerah, menjual apa saja asal mereka bisa ke Jakarta untuk melepas MD miliknya. Padahal, mereka belum tahu siapa pembelinya atau apakah memang ada pembelinya.
Sebelum diperdagangkan MD sering diuji dulu. Biaya uji oleh tester (tukang uji) bisa mencapai ratusan ribu rupiah. Di Jakarta ada PULUHAN tester, umumnya mereka menjadi kaya karena profesinya itu.
Ada beberapa cara untuk melakukan uji MD. Untuk MD anticukur, biasanya dengan cara memotong sehelai/beberapa helai rambut dengan pisau silet atau pisau cukur sebanyak tiga kali sambil memegang benda itu. Jika rambut tidak putus, berarti lulus.
Sedangkan uji antitembak dilakukan dengan menaruh MD di dalam gelas, kemudian ditembak dengan senapan angin. Bila gelas tidak pecah, berarti lulus.
Uji lainnya dengan cara menaruh MD dalam gelas berisi air putih. Jika airnya berubah warna menjadi merah dalam waktu 15-30 menit, selanjutnya dideretkan gelas-gelas lain berisi air. Ini untuk mengetahui, berapa banyak gelas yang airnya berubah menjadi merah. Semakin banyak gelas yang airnya berwarna merah berarti kelas keampuhan MD makin tinggi.
Tanpa diuji, bagaimana si peminat bisa mengetahui MD itu ampuh atau tidak? Biasa pemilik MD akan meminta bantuan orang yang ahli soal itu. Bagi ahli MD, dengan memegang bebe- rapa menit saja dia sudah tahu ampuh atau tidak benda itu.
Tetapi, bagi khodam MD (mahluk halus/gaib penghuni barang pusaka itu), uji itu dianggap hanya untuk mempermainkan dirinya saja. Karena itu, jika diuji, keampuhannya akan lenyap.
Seorang pengamat benda-benda pusaka bernama Masruri dalam bukunya Memburu Ilmu Kesaktian, mengisahkan bahwa dia pernah menemui Mbah Aries Pati (Aries Suliyono) di Pati (Jateng). Mbah ini ahli dalam benda pusaka. Dia dapat mengetahui keampuhan MD tanpa uji. Menurut Mbah Aries, uji MD melanggar etika ilmu batin. Sebab uji itu akan menyebabkan hilangnya tuah atau khodam yang mendiami pusaka itu.
”Pangeran Diponegoro dulu juga punya pusaka yang sangat sakti, namun dia tidak menguji kesaktian pusakanya. Tuah dari suatu benda magis, akan muncul di saat pemiliknya dalam kondisi terdesak bahaya,” kata Mbah Aries.
Filosofi mereka, MD bukan untuk gagah-gagahan atau dipamerkan, apalagi untuk berbuat kejahatan. Tetapi dalam praktek orang memiliki berbagai keyakinan masing-masing, ini yang membuat MD diburu ke mana-mana.

SAYA MENEMUKAN PEMILIK DAUN RENDEH.INSYA ALLAH MSH ADA!!!
HUBUNGI
James
+628568744447,02191868659
top_unique03@yahoo.com
jakarta

Tidak ada komentar: